Allah telah Menutup Aib Kita


Pernahkah kita berfikir, ketika kita telah melakukan dosa namun tak seorang pun mengetahui, bahkan ada orang yang mengetahui tapi dia lupa. Seakan-akan dosa tersebut tak pernah ada dan tak pernah terjadi.

Sesungguhnya Allah senantiasa menutupi aib yang ada pada diri kita, maka janganlah sekali-kali sibuk mengorek aib orang lain padahal aib diri sendiri yang begitu banyaknya hanya saja telah Allah tutup.

Seseorang yang menampakkan aib dirinya sendiri dengan maksud agar tidak disebut munafik, hal tersebut merupakan sebuah kesalahan besar. Ia membongkar sendiri aib dan maksiat yang ia lakukan padahal Allah telah merahasiakannya.

Hendaknya kita sebagai hamba-Nya merasa malu dan menyesal setelah bermaksiat, itulah sebabnya Allah menutupi aib kita, lalu mengapa kita kemudian mau membongkarnya di hadapan manusia dengan terang-terangan dengan tanpa rasa malu?

Renungkanlah...

Dikisahkan pada zaman Nabi Musa ‘alaihis salam, Bani Israil ditimpa musim kemarau yang berkepanjangan. Mereka pun berkumpul mendatangi Nabi Musa.

“Wahai Musa, berdoalah kepada Rabbmu agar Dia menurunkan hujan kepada kami!” 

Maka berangkatlah Nabi Musa ‘alaihissalam bersama kaumnya menuju padang pasir yang luas bersama lebih dari 70 ribu orang. Mulailah mereka berdoa dengan kondisi yang lusuh penuh debu, haus dan lapar.

Musa berdoa, “Wahai Tuhan kami turunkanlah hujan kepada kami, tebarkanlah rahmat-Mu, kasihilah anak-anak dan orang-orang yang mengandung, hewan-hewan dan orang-orang tua yang rukuk dan sujud.”

Namun sungguh aneh, tetap saja langit terang benderang, matahari justru bersinar makin kemilau. Kemudian Musa berdoa lagi, “Wahai Tuhanku berilah kami hujan!”

Allah pun berfirman kepada Nabi Musa AS, “Bagaimana Aku akan menurunkan hujan kepada kalian sedangkan di antara kalian ada seorang hamba yang bermaksiat sejak 40 tahun yang lalu. Keluarkanlah ia di depan manusia agar dia berdiri di depan kalian semua. Karena dialah, Aku tidak menurunkan hujan untuk kalian!”

Maka Musa pun berteriak di tengah-tengah kaumnya, “Wahai hamba yang bermaksiat kepada Allah selama 40 tahun, keluarlah ke hadapan kami, karena engkaulah hujan tak kunjung turun.”

Seorang pria melirik ke kanan dan kiri, melihat tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia, saat itu pula ia sadar kalau dirinyalah yang dimaksud sebagai hamba yang telah bermaksiat selama 40 tahun tersebut. Ia pun merasa malu, takut, dan gelisah.
Ia berkata dalam hatinya, “Kalau aku keluar ke depan manusia, maka akan terbuka rahasiaku. Kalau aku tidak berterus terang, maka hujan pun tak akan turun.”

Maka pria itu menundukkan kepalanya karena malu dan menyesal, air matanya pun menetes, ia berdoa kepada Allah, “Ya Allah, Aku telah bermaksiat kepadamu selama 40 tahun, selama itu pula Engkau menutupi aibku. Sungguh sekarang aku bertobat kepada-Mu, maka terimalah taubatku!” rintihnya dalam hati yang penuh pengharapan.

Tak lama kemudian awan-awan tebal pun bergumpal di atas langit, semakin tebal menghitam lalu turunlah hujan.
Nabi Musa keheranan dan berkata, 
“Ya Allah, Engkau telah turunkan hujan kepada kami, padahal tak seorang pun yang keluar di depan manusia.”

Allah berfirman, “Aku menurunkan hujan disebabkan seorang hamba yang karenanya hujan tak kunjung turun telah bertaubat atas dosa-dosanya.”

Musa berkata, “Ya Allah, Tunjukkan padaku hamba yang telah bertaubat itu.”

Allah berfirman, “Wahai Musa, Aku tidak membuka aibnya padahal ia bermaksiat kepada-Ku selama 40 tahun, apakah Aku membuka akan aibnya sedangkan ia telah bertaubat kepada-Ku?!”

Dari kisah di atas bahwa dapat kita petik hikmah, itulah cara Allah menutupi aib hamba-Nya. Begitu pula Allah selalu merahasiakan aib kita sehingga orang-orang yang berada di sekitar hanya mengetahui hal-hal baik tentang kita dan tak mengetahui maksiat yang sembunyi-sembunyi yang telah kita perbuat.

Setiap amal baik akan menutupi dosa dosa lalu 

Setiap orang akan diampunkan dosa mereka melainkan golongan MUJAHIRIN (yaitu mereka yang menyebarkan dosa mereka sendiri). 

Kita dipandang baik bukanlah kita benar-benar baik, tetapi kerana Allah menutup aib pada diri kita. Mungkin kalau aib kita dibuka dan disebarkan, tidak ada satu kebaikan apa pun pada diri kita di mata manusia. 

Allah Berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya dia (setan) menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar. Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
(Qs. Surah An-Nur : 21)

Doa Ditutupi Aib 
: اللَّهُمَّ إنِّي أعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَمِلْتُ ومنْ شَرِّ مَا لَمْ أعْمَل

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang telah aku lakukan dan kejelekan yang belum aku lakukan.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2716

Ketika Allah SWT menutupi aib-aib kita atas manusia lainnya, hendaknya tidak menjadikan kita terlena. justru menjadi sarana dan peluang bagi kita untuk segera bertobat.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب



-Haliza-



Komentar

Postingan Populer