ORIENTASI PEMUSTAKA IAIN PONTIANAK



Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

            Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang  telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan tentang Orientasi Pemustaka IAIN Pontianak. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW. yang telah membawa risalah islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Baiklah, disini saya akan menceritakan kegiatan tentang "orientasi pemustaka" yang telah selesai kami ikuti beberapa hari yang lalu.
Pemustaka?

Pemustaka (subjek) sangat menentukan maju dan berkembangnya sebuah perpustakaan. Perpustakaan yang megah, peralatan yang  canggih, koleksi yang lengkap, fasilitas yang modern, belum mempunyai arti apa-apa jika belum dimanfaatkan oleh pemustaka. Investasi yang tertanam akan menjadi sia-sia belaka. Perpustakaan adalah aset yang berharga. Untuk itulah perlu diusahakan agar perpustakaan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Usaha yang sangat penting adalah memberikan layanan yang baik kepada pemustaka.

            Pada hari Sabtu, 06 Oktober 2018 pukul 07.30 WIB telah diadakan acara Orientasi Pemustaka di Sport Center IAIN Pontianak yang bertemakan “membangun gemar membaca melalui literasi informasi”. Yang mana pesertanya diikuti oleh seluruh mahasiswa baru IAIN Pontianak yang berjumlah kurang lebih 1.800 mahasiswa, dalam acara ini mahasiswa baru diwajibkan memakai seragam hitam putih dan bagi yang perempuan memakai jilbab sesuai dengan fakultas masing-masing (FSEI berwarna merah muda, FTIK berwarna biru dan FUAD berwarna hijau). Acara ini juga dihadiri oleh Dr. Firdaus Ahmad selaku wakil rektorat 1, bapak Slamet Widodo, M. IKom selaku ketua perpustakaan IAIN Pontianak, dan ibu Dr. Fauziah, MM selaku moderator, juga dihadiri oleh ketua DEMA (Dewan Eksekutif Mahasiswa) masing-masing fakultas, ketua DEMA fakultas Syariah bernama Muhammad Firdaus, ketua DEMA  Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan bernama Ruslan H. Shaleh , dan ketua DEMA Fakultas Dakwah bernama Badrus Sholeh.

            Saya akan memaparkan sekilas tentang perpustakaan yang ada di IAIN Pontianak. Pertama, perpustakaan  IAIN Pontianak menyediakan fasilitas yang memadai untuk memberikan ruang pendidikan dan pusat keilmuan. Kedua, perpustakaan IAIN Pontianak adalah tempat mengumpulkan, menyimpan, dan menyediakan berbagai informasi kepada mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. Ketiga, lokasi perpustakaannya tepat dipusat kota Pontianak yaitu di jalan Letjend Soeprapto No. 19 Pontianak Selatan, Kalimantaan Barat. Keempat, Perpustakaan ini awalnya berdiri di fakultas Tarbiyah dikampus Syarif Hidayatullah Jakarta cabang Pontianak pada tahun 1969, tahun 1995 perpustakaan sudah memperoleh tempat sendiri walaupun masih menempati aula lama, tahun 1996 dibangunlah gedung perpustakaan tersendiri yang terdiri dari 2 lantai, tahun 2006 perpustakaan sudah memiliki fasilitas yang memadai yang diperluas menjadi 3 lantai hingga saat ini yang kita rasakan. Kelima, STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) beralih status menjadi IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Pontianak, oleh karena itu perpustakaan juga merasakan perubahan dengan tambahan fasilitas penunjang  didalamnya. Keenam, perpustakaan IAIN Pontianak merupakan satu-satunya pusat sentralisasi bacaan tentang kajian islam serta memiliki ribuan buku islam ditanah Kalimantan Barat. Ketujuh, memiliki sistem pelayanan terbuka. Kedelapan, anggota perputakaan meliputi mahasiswa, dosen dan pegawai IAIN Pontianak, selain itu perpustakaan IAIN Pontianak juga terbuka untuk umum. Kesembilan, fasilitas-fasilitas yang terdapat di IAIN Pontianak adalah ruang dosen, ruang arsip, ruang audiovisual, ruang serbaguna, ruang pertemuan, ruang baca full ac, pelayanan ruang free wifi, ruang koleksi jurnal, gazebo, mushola, ruang layanan sirkulasi, serta tempat penitipan barang berupa tas dan lain sebagainya. Kesepuluh, buku-buku yang terdapat diperpustakaan terdiri dari buku-buku teks, koleksi jurnal, majalah, karya ilmiah siswa dan karya ilmiah dosen.

            Dalam acara tersebut, ketua DEMA dari setiap fakultas juga menyampaikan pesan dan informasi mengenai perpustakaan IAIN Pontianak kepada mahasiswa baru yang mengikuti orientasi. Yang pertama disampaikan oleh Ruslan H. Shaleh selaku ketua DEMA dari fakultas Tarbiyah, beliau mengatakan bahwa mahasiswa yang telah mengikuti orientasi pemustaka akan mendapatkan sebuah sertifikat, yang mana sertifikat tersebut berguna untuk peminjaman buku di perpustakaan selama kartu perpustakaan sedang dalam proses pembuatan. Yang kedua disampaikan oleh Badrus Sholeh selaku ketua DEMA dari fakultas Dakwah, beliau menyampaikan tentang tata tertib perpustakaan yang harus dipatuhi oleh mahasiswa, yaitu:
1.      Untuk meminjam buku harus menyerahkan kartu  perpustakaan terlebih dahulu
2.    Barang-barang seperti tas, dompet, laptop (barang yang dianggap penting) harus dibawa, karena pihak perpustakaan tidak akan bertanggungjawab jika terjadi kehilangan
3.      Tidak diperbolehkan memfoto buku
4.      Diperpustakaan menerapakan 5S, yaitu salam, sopan, santun, senyum dan sapa
5.      Jika buku telah dipinjam kita harus bertanggungjawab dan harus menjaganya
6.      Buku yang telah  dipinjam tidak boleh di fotocopy
7.      Didalam perpustakaan dilarang membawa makanan
8.      Setiap mahasiswa wajib mentaati peraturan perpustakaan
Selain tata tertib, Perpustakaan IAIN Pontianak juga mempunyai visi, misi dan tujuan yaitu:
Visi: Terwujudnya Perpustakaan IAIN Pontianak sebagai perpustakaan, dokumentasi, dan informasi bagi kajian keislaman di Kalimantan Barat.
Misi: Mengadakan, menyediakan, mengelola, memelihara, dan menyebarluaskan maklumat (informasi) untuk membantu pendidikan, penelitian, serta pengabdian masyarakat sivitas akademika.
Tujuan: Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas dan kuantitas pustakawan, meningkatkan pelayanan bahan pustaka, meningkatkan pemeliharaan bahan pustaka, meningkatkan layanan referensi, meningkatkan pengelolaan tata usaha dan administrasi, meningkatkan kerja sama antar perpustakaan, meningkatkan prestasi kerja dan meningkatkan pelaporan hasil kerja.

Selanjutnya informasi perpustakaan disampaikan oleh Muhammad Firdaus selaku ketua DEMA dari fakultas Syariah, beliau menyampaikan tentang rendahnya tingkat membaca di Indonesia. Pada tanggal 8 September diperingati sebagai hari Literasi Internasional yang  ke-53. Kondisi minat baca bangsa Indonesia memang cukup memprihatinkan. Berdasarkan studi “Most Littered Nation In the World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.

Indonesia persis berada dibawah Thailand (59) dan diatas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastruktur untuk mendukung membaca peringkat Indonesia berada diatas Negara-negara Eropa. Penilaian berdasarkan komponen infrastruktur Indonesia ada diurutan 34 diatas Jerman, Portugal, Selandia Baru dan Korea Selatan. Ini menunjukkan bahwa Indonesia masih sangat minim memanfaatkan infrastuktur yang ada. Selain itu, menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1000 orang Indonesia, Cuma 1 orang yang rajin membaca.

Dari data Perpustakaan Nasional tahun 2017, frekuensi membaca orang Indonesia rata-rata hanya tiga sampai empat kali permingggu. Sementara jumlah buku yang dibaca rata-rata hanya lima hinga Sembilan buku per tahun. Di daerah terpencil minat membaca masih kurang lantaran minimnya buku yang dimiliki. Di sisi lain, masyarakat yang tinggal di perkotaan pun minat membaca rendah karena lebih tertarik bermain internet. Berikut urutan tingkat membaca yang ada didunia: (1) Finlandia, (2) Norwegia, (3) Islandia, (4) Denmark, (5) Swedia, (6) Switzerland, (7) Amerika Serikat, (8) Jerman, (9) Latvia, (10) Belanda, (11) Kanada, (12) Prancis, (13) Luxembourg, (14) Estonia, (15) Selandia Baru, (16) Australia, (17) United Kingdom, (18) Belgia, (19) Israel, (20) Polandia, (21) Malta, (22) Korea Selatan, (23) Republik Ceko, (24) Irlandia, (25) Italia, (26) Austria, (27) Russia, (28) Slovenia, (29) Hongaria, (30) Republik Slovakia, (31) Lithuania, (32) Jepang, (33) Siprus, (34) Bulgaria, (35) Spanyol, (36) Singapura, (37) Chili, (38) Mexico, (39) China, (40) Yunani, (41) Romania, (42) Portugal, (43) Brazil, (44) Croatia, (45) Qatar, (46) Kosta Rika, (47) Argentina, (48) Mauritius, (49) Serbia, (50) Turki, (51) Georgia, (52) Tunisia, (53) Malaysia, (54) Albania, (55) Panama, (56) Afrika Selatan, (57) Kolumbia, (58) Maroko, (59) Thailand, (60) Indonesia, (61) Bostwana

Menurut Firdaus, Negara Indonesia kurang dalam hal membaca karena:
1.      Cara mendidik anak yang salah dan sudah dikenalkan dengan namanya gadget
2.      Akses pendidikan di Indonesia yang minim
3.      Kurangnya minat menulis dan tidak produktif
Jadi, minat baca selama ini menjadi salah satu masalah besar bagi bangsa Indonesia. Betapa tidak, saat ini minat baca masyarakat Indonesia termasuk yang terendah di Asia. Indonesia hanya unggul diatas Kamboja dan Laos. Padahal semakin rendah kebiasaan membaca, penyakit kebodohan dan kemiskinan akan berpotensi mengancam kemajuan dan eksistensi bangsa ini. Parahnya lagi, rendahnya minat baca bukan hanya terjadi pada masyarakat umum, di SD, SMP, SMA bahkan diperguruan tinggi pun minat baca mahasiswa sangat rendah. Hal ini sangat bertolakbelakang dengan kondisi di Jepang. Saat ini kita sudah melihat bagaimana kemajuan perkembangan IPTEK di Jepang. Semua itu disebabkan karena pemerintah Jepang sangat memprioritaskan kebutuhan bahan bacaan masyarakatnya,  terutama anak-anak sekolah dan mahasiswa, sehingga tak mengherankan jika perpustakaan, terutama dikampus-kampus Jepang, selalu ramai dikunjungi mahasiswa. Berbeda dari kondisi perpustakaan di Indonesia, perpustakaan kampus tak lebih hanya sebagai tempat penyimpanan dan pajangan berbagai koleksi buku dan bahan referensi lainnya. Sebagai seorang mahasiswa, perpustakaan seharusnya menjadi tempat yang paling dicari terutama dalam mencari referensi untuk mebuat atau menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. Selain itu, perpustakaan harus mampu memenuhi dahaga para mahasiswa yang haus akan ilmu pengetahuan dengan cara:
Pertama, menambah sarana dan prasarana perpustakaan, seperti adanya fasilitas dan jaringan internet atau wifi, memperbanyak ruang diskusi, dan memperbaiki ruang bacaan. Jika hal ini dapat diwujudkan, tentu akan menarik perhatian mahasiswa untuk berkunjung keperpustakaan.
Kedua, memberikan pelayanan yang baik, ramah dan bersahabat. Hal ini sangat penting mengingat para pengunjung adalah mahasiswa yang berpendidikan. Jadi, jika ada pelayanan dari petugas yang kurang baik dan kurang memuaskan tentu mereka akan protes dan kurang nyaman dalam menggunakan fasilias perpustakaan.
Ketiga, tersedia koleksi buku yang memadai, koleksi bahan bacaan (buku atau literatur) merupakan komponen yang paling penting bagi perpustakaan. Koleksi yang harus dimiliki oleh perpustakaan minimal adalah buku wajib setiap mata kuliah yang diajarkan dan jumlahnya harus memadai.
Keempat, menciptakan iklim membaca di kampus. Lingkungan akademik yang kondusif akan mendorong mahasiswa untuk rajin ke perpustakaan. Hal itu bisa dilakukan, misalnya dengan cara dosen memberikan tugas membaca bagi mahasiswanya.

Jika perpustakaan dapat memberikan layanan yang baik dan menyediakan berbagai kebutuhan literatur yang dibutuhkan, maka mahasiswa akan banyak yang datang ke perpustakaan. Lingkungan yang demikian memang tidak bisa diciptakan sendirian oleh perpustakaan, melainkan harus bekerja sama dengan seluruh warga kampus.

Langkah-langkah peminjaman buku di perpustakaan:
1.      Masuk ke perpustakaan
2.      Melakukan registrasi
3.      Mencari buku yang ingin dipinjam
4.      Menuju meja petugas
5.      Menunjukkan kartu perpustakaan
6.      Peminjaman buku akan dikelola oleh pihak perpustakaan

Kegiatan orientasi pemustaka di IAIN Pontianak hanya berlangsung selama satu hari, yang dimulai pukul 07.30 – 17.00 WIB. Yang mana penutupan tersebut di laksanakan di halaman Masjid IAIN Pontianak serta diiringi dengan acara hiburan seperti hiburan musik, bagi-bagi buku dan lain-lain.

 Demikian penjelasan saya mengenai Orientasi Pemustaka IAIN Pontianak, semoga bermanfaat untuk pembaca dan satu pesan saya, yaitu lestarikan budaya membaca. Saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.



Komentar

Postingan Populer